Pos Pantau Banyak Tak Berguna.!! Warga Tanggerang Buktinya Masih Merasakan Tak Aman Dari Tindak Kejahatan
Tangerang,Jurnalis169.com – Sebuah video viral yang memperlihatkan sekelompok remaja berkumpul di tengah Jalan Raya Kosambi, Kabupaten Tangerang, viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (6/4/2025) dini hari dan diduga kuat sebagai persiapan aksi tawuran.
Dalam rekaman singkat tersebut, tampak belasan remaja mendominasi badan jalan dengan sepeda motor mereka, menciptakan situasi yang tidak hanya meresahkan tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.
Ironisnya, keberadaan pos pantau di sekitar lokasi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban umum ternyata tidak memberikan respons cepat terhadap situasi krusial ini. Bahkan, tidak terlihat adanya petugas yang sigap mengantisipasi eskalasi konflik yang semakin mengancam. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang efektivitas keberadaan pos pantau tersebut jika tidak diimbangi dengan kehadiran petugas yang berjaga secara aktif.
Dalam hal ini, Alfito selaku anggota Divisi Investigasi Dewan Pimpinan Pusat Forum Reporter dan Jurnalis Republik Indonesia (DPP FRJ-RI), mengecam keras insiden ini. Ia menegaskan bahwa fenomena seperti ini bukan lagi sekadar kenakalan remaja biasa, melainkan bentuk ancaman nyata terhadap ketertiban masyarakat.
“Ini adalah cerminan dari lemahnya kontrol sosial dan minimnya pengawasan terhadap pergaulan remaja di ruang publik. Aksi seperti ini tidak boleh dibiarkan berkembang menjadi budaya kekerasan yang merongrong nilai-nilai kemanusiaan dan hukum. Negara, dalam hal ini aparat kepolisian, harus bertindak tegas untuk menekan setiap upaya destruktif yang mengancam keamanan masyarakat,” Ujar Alfito.
Lebih lanjut, Alfito menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap fungsi pos pantau di wilayah rawan tawuran. “Kami mempertanyakan peran pos pantau jika tidak ada petugas yang berjaga saat dibutuhkan. Masyarakat berhak mendapatkan rasa aman, dan keberadaan pos pantau harus menjadi solusi nyata, bukan sekadar formalitas tanpa manfaat,” Sambungnya.
Viralnya video ini juga menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan introspeksi kolektif. “Orang tua, sekolah, tokoh masyarakat, dan aparat penegak hukum harus bersinergi untuk memberikan edukasi dan pengawasan lebih ketat kepada remaja. Jangan tunggu tragedi besar terjadi baru bertindak,” Ulasnya
Masyarakat berharap agar kepolisian dapat memberikan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku kepada para pelaku. Selain itu, penjagaan di pos pantau harus diperketat dengan kehadiran petugas yang aktif. Keamanan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, namun peran aparat kepolisian sebagai penjaga utama ketertiban harus benar-benar dioptimalkan.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk tidak lengah. Wilayah seperti Jalan Raya Dadap,Jalan Raya Kosambi (lokasi yang kerap dijadikan ajang tawuran harus menjadi prioritas dalam operasi patroli). Jangan biarkan daerah ini menjadi tempat yang aman bagi pelaku tawuran. Tindakan preventif dan represif harus dilakukan secara simultan,” tutup Alfito.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolsek Teluknaga AKP Nanda Setya Pratama Baso belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Namun, Masyarakat berharap insiden ini menjadi yang terakhir, dan pihak berwenang dapat menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum serta masyarakat menuntut langkah konkret dari pihak kepolisian untuk tidak hanya mengidentifikasi para pelaku, tetapi juga meningkatkan patroli rutin di titik-titik rawan tawuran.
Post a Comment