Warga Kebon Jeruk Resah Menolak Adanya Sans Hotel


Jakarta, Jurnalis169.com - Baru saja grand opening, Sans Hotels Kedoya Raya di demo puluhan warga dan MUI Kedoya Selatan, Jumat (13/09/2024) siang. Para petugas dari Polri, TNI dan Satpol PP terlihat berjaga-jaga disekitar untuk mengamankan aksi warga yang menolak dengan adanya Hotels tersebut di kampung halamannya.

"Kami warga kedoya utara dan kedoya selatan menolak keras dengan adanya hotel di kampung kami" tulis spanduk yang terpampang di gerbang Sans Hotels.

Ahmad selaku Tokoh Masyarakat di RW. 02 Kedoya Selatan mengatakan bahwa belum ada mediasi antara para tokoh dan pemerintah terkait penolakan warga atas berdirinya Hotel Sans.

"Kita belum ada mediasi antara para tokoh agama, tokoh masyarakat di instasi pemerintahan. Keputusan bukan ada di kami tapi adanya di ketua alim ulama terutama di ketua MUI Jakarta Barat dan Kecamatan Kebon Jeruk. Untuk sementara ini kegiatan hotel, sebelum ada keputusan ditutup" ujarnya.

Lebih lanjut, Ustadz Marwan dalam wawancaranya dengan awak media menyebut sambil menunggu mediasi dengan pihak pemerintah, kegiatan hotel diberhentikan.

"Tau sendiri kan hotel gunanya untuk apa, disitulah terjadinya tuntutan masyarakat, di depannya majelis, kiri kanan masjid dan dekat dari pesantren.
Jadi hasil pertemuan masyarakat dengan pihak hotel, sambil menunggu mediasi dengan pihak pemerintah maka kegiatan di hotel ini akan diberhentikan sementara" beber Ustadz Marwan perwakilan dari Majelis Gubah Al Hadad.

Di tempat yang sama, Nur Hasan selalu Tokoh Masyarakat Kedoya Utara menyampaikan harapan warga, yakni Sans Hotels segera ditutup.

"Kita tidak melarang semua usaha, tapi harus legal usaha ini. Harapan warga segera ditutup tidak ada tawar menawar karena kita ini membawa semua tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama disini" pungkas Hasan.

"Takutnya akan menjadi bola salju yang besar di masyarakat karena ini massa, oleh karena itu seharusnya pihak hotel harus mengambil sikap secepatnya.
Dan pemerintah dalam hal ini, kecamatan, kelurahan, walikota harus cepat mengambil sikap mempertemukan kita tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat yang sudah bertandatangan. Kita sudah melakukan surat menyurat bahkan sampai ke DPRD, maka kita meminta walikota untuk secepatnya menyelesaikan masalah ini" jelasnya di halaman Sans Hotel kepada awak media, (13/09).

Terpisah, pihak pengelola Sans Hotel menerangkan bahwa latar belakang permasalah adalah kesalahan pahaman, "Jadi kurangnya koordinasi ke lapangan dan silaturahmi dengan orang wilayah saat pembangunan. Soal perizinan dan sertifikat hotel sudah masuk ke kecamatan dan walikota, jadi sudah terbit" kata Rizal.

"Jadi yang dateng kesini adalah tokoh-tokoh masyarakat yang menyampaikan aspirasinya bahwa mereka merasa tidak dihargai karena tidak ada silutarahmi sebelum hotel ini terbangun" tambahnya.

Selanjut, Rizal mengatakan akan mengadakan mediasi kembali. Karena dirinya tidak bisa mengambil keputusan, "Kita akan adakan mediasi kembali, saya tidak bisa berargumen dan mengambil keputusan. Balik lagi akan kita sampaikan ke manajemen, untuk waktu dan tempatnya saya tunggu undangannya dari bapak-bapak yang hadir" tutupnya. 
Diberdayakan oleh Blogger.